Hetalia: Axis Powers - Denmark

Rabu, 13 April 2016

Asal Usul Otaku dan Weeabo / wibu


 
Otaku desu :v


Osu minna, sesuai janji saya, kali ini saya akan membahas tentang Otaku dan wibu cekidot yoo, jadi
Otaku adalah sebutan bagi orang yang teramat berdedikasi pada kegemarannya, biasanya identik dengan orang menggemari anime, manga/comic, videogame, superhero, music, dll. Istilah Otaku dalam versi barat adalah Geek yang juga dianggap terlalu menggemari gadget, internet, dan seputar hal-hal tersebut. Sebetulnya ada bermacam jenis otaku tergantung kegemarannya, contoh: Manga wota, Seiyuu wota, Idol wota, Maid wota, Train wota, Figure wota, Anime wota, dll.

Di Jepang, Otaku kadang berkonotasi jelek, karena dianggap terlalu berlebihan menggemari hobinya. Namun demikian tidak semua otaku dianggap jelek. Banyak juga yang menempatkan kegemarannya hanya sebatas hobi dan berperilaku normal seperti umumnya orang banyak. Di banyak negara Otaku pun dianggap terlalu berlebihan / terlalu terobsesi. Tetapi di banyak negara, para Otaku atau Geek banyak yang biasa-biasa saja karena hanya menempatkan hobi ya hobi, dalam kehidupan harian di sekolah atau ditempat kerja ya berperilaku seperti orang umum.

Karena beberapa hal terlalu obsesi itulah Otaku atau Geek di banyak negara tidak dianggap terlalu aneh. saya juga ngaku kalau tergila-gila dengan hobi. saya ngaku kalau saya adalah otaku, but i proud of it! :v




 Tapi intinya  kalau gak mau dianggap lebay / terobsesi / freak / nerd / sakit jiwa, kita gak usah terlalu berlebihan / lebay / terobsesi. normal-normal saja deh sambil menikmati hidup dan menikmati hobi. Wkwkwkwkwk....

Ada beberapa tipe otaku versi ekstrim, diantaranya: Hikkikomori (otaku yang tidak bersosialisasi dengan dunia nyata); Nijikon (otaku yang tidak menyukai pasangan berwujud manusia nyata, dan hanya menyukai manusia berwujud 2 Dimensi), dan Weeaboo (otaku yang merasa dirinya adalah ‘living anime character’ dan mesti selalu jejepangan), dan lain-lain.

WEEABOO sering disamakan dengan WAPANESE yang berarti “WANT TO BE JAPANESE” atau "JAPANESE WANNABE" atau "orang jepang jadi-jadian", atau “alay jejepangan”.  Weeaboo bisa dianggap otaku versi ekstrim. Seorang Otaku belum tentu adalah Weaaboo, namun Weaaboo biasanya adalah Otaku.

Weeaboo adalah orang yang senang mempertontonkan dirinya ‘sangat jepang’, melebihi orang jepang asli. Mereka sebetulnya orang yang sangat terobsesi dengan jepang, bertingkah seperti orang jepang dan seolah sedang tinggal di jepang, bersifat seperi orang jepang, berbicara dengan gaya jepang dengang segala istilah-istilah ajaib terupdate-nya. Padahal mereka sama sekali bukan orang jepang, bukan warga negara jepang, dan gak tinggal di jepang.

Inspirasi mereka berasal dari anime atau manga. Bagi mereka anime / manga adalah sumber utama maha kebenaran, ilmu pengetahuan, dan juga bahasa. Dalam benaknya negara jepang adalah semacam ‘holy land’ di planet ini, dan segala hal mengenai jepang adalah yang paling ‘Superultrafantasticmegawesome’.

Bagi mereka, semua orang harus beranggapan baik mengenai jepang, termasuk mengerti dan memahami jepang baik budaya, tradisi dan kebiasaannya. Mereka akan naik tangga eh naik darah maksudnya jika kamu berani mencoba menjelek-jelekan jepang. Fenomena Weeaboo ini sudah banyak terjadi dan tersebar ke seluruh dunia, termasuk indonesia.

KESAMAAN OTAKU & WEEABOO
  1. Menggemari anime, manga, videogame, internet dan semacamnya.
  2. Menyukai koleksi figure, toys, merchandise, art book, manga, dvd, cd, download-an, atau semacamnya.
  3. Pada dasarnya mereka orang-orang yang sangat kreatif, menyukai hal-hal kreatifitas, info-info update, dan berbagai fanart, terutama yang berhubungan dengan kegemarannya.
  4. Menggemari gadget atau internet.
  5. Kadang mereka memilik komunitas dengan minat yang sama.
  6. Menyukai event yang berkaitan dengan kegemarannya, misalnya cosplay, anime convention, dll.
  7. Menyukai menggunakan profil, username atau nickname yang unik. Kadang mengunakan sebagian nama karakter favoritnya atau artis idol-nya, dan berbagai tema anime, foto profil/avatar, status bb, tanda tangan, background laptop, dan lain-lain.
  8. Menyukai dan mengerti banyak istilah-istilah per-otakua-an dalam anime/manga.
  9. Tidak semua, tetapi kebanyakan mereka menyukai berfoto dengan pose seperti karakter anime, contoh yang paling sering: tersenyum dengan jarinya membentuk "V".

    Perbedaan Otaku dan Weeaboo

    1. Otaku: berperilaku seperti orang biasa pada umumnya (tapi kadang-kadang masih kelihatan sih bahwa dia adalah otaku hahaha…) 
    Weeaboo: bangga mempertontonkan dirinya sangat ‘jepang’ atau berperilaku seperti ‘living anime character’ dalam kesehariannya, baik di rumah atau pergaulan.

    2. Otaku: paham bahwa orang lain mungkin tidak mengerti hobi kegemarannya
    Weeaboo: memandang rendah orang yang tidak mengerti hobi kegemarannya.

    3. Otaku: paham banyak dan selalu update tentang hobinya.
    Weeaboo: lebih dianggap ‘annoying’ karena terkesan sok tau. Kecintaannya akan Jepang serngkali meremehkan yang non-Jepang. Misalnya: Barat/Indo/Kpop gak sebagus Jepang. Ber-api-api menyebut segala hal adalah plagiat jepang.

    4. Otaku: lebih senang membicarakan kegemarannya lebih senang pada teman yang memiliki minat yang sama.
    Weeaboo: membicarakan hobi atau kegemarannya pada siapapun, dimanapun, dan kapanpun.

    5. Otaku: lebih merupakan ‘Hobby addicted’ bukan ‘japan addicted’.  Mereka dapat menyukai film, videogame, atau musik non-jepang, tidak menjadi masalah berasal dari jepang atau bukan.
    Weeaboo: lebih merupakan ‘japan addicted’. Mereka berpendapat bahwa Anime dari jepang “is the best thing ever”, jauh di atas segala media visual lainnya, apalagi jika dibandingkan dengan animasi atau film kartun dari negara barat atau negara lainnya.

    6. Otaku: dalam kesehariannya, masih menggunakan bahasa normal, mereka tidak merasa wajib mesti bicara dengan bahasa otaku atau jejepangan
    Weeaboo: selalu berbicara dengan bahasa otaku atau jejepangan di segala kesempatan, pada siapapun, dimanapun, dan kapanpun. Terkadang dia sendiri tidak mengerti makna istilah yang dibicarakannya hahaha…

    Dalam setiap percakapannya, Weeaboo berusaha menyelipkan kata: "Kawaii, Sugoi, Kakkoi, Baka, Arigatou, Desu desu desu, dan lain-lain.  Mereka menyebut kucing, dengan sebutan “ neko ”, atau menyebut “ kuma ” untuk beruang, atau menyebut "Senpai" kepada semua kakak kelas atau seniornya tanpa kecuali, atau mengucapkan “ itadakimasu! ”sebelum makan, minta maaf dengan ucapan “Sumimasen” atau “Gomennasai”. Mereka tidak peduli orang mengerti atau tidak.

    Contoh kata-kata Weeabo: " Aduuh, dia kawaii banget yaaa? " , " AAA gue baka! baka! baka! ". Kosa kata lainnya kira-kira : bishies anime is so sugoi desu, yaoi yaoi yaoi desu desu, saying japanese words so sugoi, dsb. Sama menjengkelkannya dengan trend bicara menggunakan kata “annyeong haseo, gamsahamnida, chingudeul, saranghae sarangburung saranglabalaba dan sarang-sarang lainnya. Hahaha… Hanya saja dalam hal ini topiknya jejepangan.

    7. Otaku: terbuka atas candaan dan kritikan orang. Otaku tidak tersinggung jika hobi kegemaranya atau karakter favoritnya dijadikan lelucon. Kadang malah mereka sendiri yang membuat leluconnya.
    Weeaboo: sangat tersinggung jika ada lelucon dan kritik mengenai karakter favoritnya atau artis idolgrup-nya. Bahkan mereka merasa sangat terhina jika sebuah ‘idolgrup-nya’ disebut girlband, contoh: “beda tauk, idol itu gini gini gini...” padahal kalau dipikir-pikir, orang jepang mungkin nyebut smash sebagai idol group juga hahaha…

    8. Otaku: berpendapat jepang adalah ‘salah satu’ negara yang menghasilkan banyak produk menarik yang digemarinya.
    Weeaboo: berpendapat Jepang adalah semacam “holy land” yang paling ‘Superultrafantasticmegawesome’ di planet ini. Weeaboo cenderung dianggap ‘annoying’ bagi banyak orang, karena kecintaan mereka akan jepang seringkali meremehkan budaya lain, misalnya : anti animasi amerika, anti Kpop, dll.

    Weeaboo yang memiliki barang asli jepang akan merasa seperti memiliki benda pusaka. Mereka cenderung bangga berbelanja di toko yang menjual barang-barang asli dari Jepang, baik berupa makanan, figure, peralatan rumah, perabotan dapur, pakaian, dan sebagainya. Mereka juga beranggapan  makanan jepang adalah sejenis makanan level dewa. Selain itu mereka pun sangat terobsesi makanan ala karakter anime seperti pocky, ramen, sushi, ramen, ocha, takoyaki, okonomiyaki, atau minumannya Pocari Sweat.

    9. Otaku: bisa saja orang jepang asli, atau dari negara lain.
    Weeaboo: bukan orang jepang, tidak lahir di jepang, dan bukan warga negara jepang. Weeaboo yang PERNAH ke Jepang, PERNAH sekolah disitu, PERNAH tinggal disitu, PERNAH bekerja disitu, akan dikagumi sesama Weaaboo, dan dianggap  sebuah ‘pencapaian level dewa’

    10. Otaku bilang: I like One Piece. One Piece is my favorite anime. This anime is very good, interresting story, and the character are unique.
    Weeaboo bilang: Sasuke is my hubby. Hatsune Miku is my waifu. Sugoi sugoi desu desu desu, yaoi is so sugoii :v, etc.

    11. Otaku: tidak tersinggung disebut otaku, kecuali bernada mengejek.
    Weeaboo: Tersinggung jika disebut weeaboo. Mereka merasa dirinya adalah otaku. Padahal weeaboo sendiri dianggap menyebalkan oleh otaku.

    12. Otaku: menyukai username atau nickname bernuansa nama karakter favoritnya. Bisa saja bernuansa jepang atau bukan.
    Weeaboo: menyukai username atau nickname bernuansa ‘jepang’. Mereka pandai meng-kawaii-nisasi kan profile dan nama asli mereka supaya lebih ‘jepang’ . Kadang pada profilnya tertulis lives in tokyo, atau kalau perlu lengkap dengan kanji / hiragana / katakananya; pengubahan nama ini pun tidak hanya secara parsial namun secara keseluruhan. Bahkan dalam kesehariannya, mereka lebih senang dipanggil nama jepangnya daripada nama asli pemberian orangtuanya.
     

    Kelebihan Menjadi Otaku

    1. Bisa bersenang-senang sendiri tanpa bosan dan juga kesepian
    Seperti halnya kalian bermain game, menjadi otaku juga kalian bisa bersenang-senang sendirian di rumah kalian bersama pacar kalian yang bernama Komputer atau Laptop. Seperti halnya saya jarang sekali bermain keluar, saya menghabiskan waktu saya untuk melihat banyak sekali anime-anime, seperti anime favorit saya Gintama. Jika kalian menjadi otaku, kalian tidak akan kesepian lagi, bahkan kalian bisa saja hanya ingin melihat anime, dan tidak ingin bermain. Mungkin itu agak kelebihan, tetapi itu sudah wajar bagi para otaku-otaku.

    2. Kalian menjadi lebih baik dalam hal menggambar
    Hal yang kedua yang menjadi kelebihan seorang otaku adalah kalian menjadi lebih baik dalam hal menggambar. Apakah kalian tahu seorang yang bernama Masashi Kishimoto ? Memang, siapa yang tidak tahu orang yang satu ini. Dia adalah seorang yang membuat sebuah komik yang berjudul Naruto dan juga Naruto Shippuden. Seorang komikus terkenal ini sudah mendunia sekali, bahkan seorang NEWBIE juga bisa tahu siapa dia (Kecuali kalau benar-benar newbie). Sebenarnya, dia adalah seorang otaku yang menggemari sebuah anime yang bernama DragonBall, bahkan dia membuat anime Naruto katanya dia terinspirasi dalam anime yang satu itu. Nah, mungkin kalau kalian menjadi otaku hal ini memang kemungkinan terjadi, meskipun kalian tidak ahli dalam menggambar. Kalian bisa meniru gambar-gambar yang berada di komik ataupun di video, dan lama-kelamaan kalian akan sudah terbiasa dalam hal itu. Meskipun kalian tidak bercita-cita menjadi mangaka, mungkin yah... Membantu nilai menggambar kalian saja.
    3. Mempunyai banyak inspirasi
    Yang ketiga adalah mempunyai banyak inspirasi. Kalian tahu kalau setiap anime-anime meskipun sama dari komik ataupun novel, tetapi mempunyai cerita yang berbeda 'kan ? Jika kalian mempunyai banyak inspirasi, kalian pasti bisa menjadi pembuat cerita yang sangat baik. Mau kalian menjadi komikus, Novelis, atau pembuat cerita-cerita lainnya pasti cerita kalian akan sangat bagus sekali jika kalian sangat menyukai anime. Jarang sekali anime yang mempunyai rating yang sangat rendah, kalau bisa dibilang sih, menurut saya anime adalah film yang terbaik dibandingkan dengan film-film yang saya tonton (Tetapi, bukan berarti saya membenci film yang lainnya). Kalian tahu 'kan apa lagi yang bisa kalian lakukan dengan banyak inspirasi ? Selain membuat cerita, mungkin bisa menghibur diri kalian. Saat kalian tidur, kalian bisa memikirkan kalau kalian berada di dunia anime, misalkan di dalam game seperti Sword Art Online, atau menjadi ninja terbaik dan mengalahkan Naruto (Haduh, terlalu banyak ngehayal). Yah, buat ngehibur diri saja, daripada bosan 'kan ?

    4. Masa depan cerah
    Saya tidak menjamin yang satu ini. Tetapi, menurut saya banyak sekali seorang otaku yang menjadi sukses karena menjadi komikus atau novelis yang baik. Kalian tahu 'kan kalau pembuat komik itu kebanyakan adalah seorang otaku ? Nah, sekarang kalian harus membuktikan kalau masa depan kalian akan cerah hanya dengan menonton anime saja, mudah-mudah seperti itu. Tetapi, saya tidak menjamin. Apakah kalian bisa menggambar ? Sebanyak apapun anime yang kalian tahu, kalau kalian tidak bisa menggambar maka kalian tidak akan bisa menjadi mangaka (Kecuali kalau novelis).

    Nah, itulah dia keuntungan dari seorang otaku anime. Sekarang, apa kerugiannya ?

    Kerugian Seorang Otaku
    Sekarang, ada sebuah kerugian dari seorang otaku.

    1. Kurang bersosialisasi
    Kebanyakan seorang otaku hanya menghabiskan waktunya untuk menonton anime, tetapi sedikit sekali teman yang dimiliki otaku (Itu juga terkadang). Tetapi, jika kalian mempunyai teman sesama otaku, kalian maka akan sangat dekat sekali. Masalahnya, apakah ada teman kalian yang mau menjadi otaku ? Di Indonesia otaku sangat jarang sekali, bahkan mungkin hanya sekitar ratusan ribu orang saja. Itulah kenapa kalian akan menjadi orang yang kurang bersosialisasi.

    2. Bersikap keanak-anakan
    Kebanyakan para otaku akan menirukan sifat dari karakter yang dia sukai, meskipun dia sudah remaja berumur 13-17 tahun. Memang, seperti apa sikap keanak-anakan seorang otaku ? Dia akan menirukan gaya tokoh yang dia sukai, seperti bersikap dingin dan juga pendiam. Lalu, jika dia adalah seorang penggemar anime Naruto atau DragonBall, maka secara tidak sadar mereka akan menirukan jurusnya atau gaya dari salah satu tokoh tersebut (Seperti menyimpan tangan di dalam saku (Sasuke) atau mengatakan hal yang sama seperti Naruto (Tebayo)).

    3. Pemalas
    Hal yang ketiga ini mencerminkan sifat dari seorang penulis blog ini (Saya -_-). Kebanyakan otaku akan bersifat pemalas karena terlalu sibuk untuk membaca komik atau menonton film anime. Seorang otaku juga suka tidak peduli dengan apapun yang berada di sekitarnya, misalnya saat waktu istirahat di sekolah maka dia akan menonton anime di handphonenya (Kalau bawa). Meskipun ada orang yang mengajaknya, pasti dia menolaknya kecuali kalau sudah bosan. Itu adalah kemalasan otaku yang pertama. Lalu, otaku membela- bela dirinya akan pergi ke warnet untuk mendownload video anime, tetapi untuk membuat tugas dan print akan malas. Itu adalah kemalasan otaku yang kedua. Dan masih banyak lagi hal-hal kemalasan seorang otaku.


    Fakta - fakta cewek otaku
    1.   Cewek otaku lebih mengidolakan karakter cowok dalam anime daripada karakter cowok dalam film hollywood.
    2.   Lebih tertarik membaca manga daripada membaca novel
    3.   Punya tingkat imajinasi lebih tinggi daripada cewe lainnya
    4.   Punya hobby yg unik dari pada cewe lainnya.
    5.   Anak rumahan jadi jarang keluar rumah dan lebih seneng ngabisin waktu di depan kompi atau walau ke luar paling seneng ke toko buku buat hunting manga
    6.   Lebih sneng belanja komik daripada belanja baju
    7.   Cwe otaku jg bsa disebut cewe langka Karena agak jarang ada cwe yg otaku
    8.   kebanyakan dikamer cwe otaku banyak poster2 anime, dari pada cwe biasa yg dipenuhin sma idola2nya yg 3D.  
    Tapi gak semua fakta cewek otaku diatas benar semua, mungkin hanya beberapa saja, ok akhirnya selesai blog tentang otaku nya, bila ada kesamaan kata, kalimat, atau ada kesalahan dalam kalimat atau kata mohon di maaf kan

Asal Usul Anime

Mungkin sebelum nya ada yang bertanya tanya apa sih anime itu? di sini saya akan menjelaskan tentang anime dan asal usul nya, jadi Anime, berasal dari kata “animation”, dalam kamus bahasa Inggris diartikan sebagai film animasi bergaya Jepang atau film animasi yang diproduksi oleh Jepang itu memang populer di Indonesia. Popularitasnya di Indonesia itu sebenarnya sudah dimulai pada awal dekade 1980-an.

Pada dekade 1990-an, anime dapat dikatakan benar-benar “booming” karena pada waktu itu stasiun televisi Indonesia mulai memutar beberapa serial anime populer sehingga dapat disaksikan siapapun yang memiliki televisi. Indosiar yang baru lahir pada pertengahan 1990-an juga ga mau ketinggalan untuk menayangkan anime. Malah anime-anime yang ditayangkan Indosiar saat itu sangat meledak di Indonesia.

Pemirsa setia Indosiar pada dekade tersebut tentu saja masih ingat tayangan serial anime yang sangat populer,  yaitu salah satu nya :

"Sailor Moon"


 Dibandingkan dengan stasiun-stasiun televisi lain di Indonesia, mungkin dapat dikatakan hanya Indosiar yang masih setia dan konsisten menayangkan anime di layar kaca hingga kini, menskipun sekarang sudah banyak yang berkurang, Sebut saja anime lawas yang pernah tayang di Indonesia yaitu :



"Digimon"



"Inuyasha"




"Gundam Seed"






"Dragon Ball"


"Detective Conan"


"Naruto"

"One Piece"



"Eyeshield 21"




Dan masih banyak anime yang pernah dan sedang ditayangkan di Indosiar, dan jika ada yang bingung kalo mau nonton anime tapi gatau link nya coba cek salah satu link ini animeindo.web.id , indoakatsuki.net , dan kalo yang mau baca manga silah kan cek mangaku.web.id , ok lanjut... Popularitas anime pun makin menggila setelah VCD dan DVD anime bajakan begitu mudah didapatkan di seantero Indonesia, tidak hanya dijual di pusat-pusat perbelanjaan, bahkan mudah didapatkan melalui internet. Para otaku, sebutan untuk penggemar anime dan manga, di Indonesia pun memberikan andil atas populernya genre tersebut dengan membentuk berbagai komunitas baik di dunia nyata ataupun di internet.

Dalam artikel Michael O’Connell “A Brief History of Anime” dalam buku “Otakun 1999 Program Book” (1999), bahwa anime sebagai film animasi telah berkembang di Jepang sejak awal abad ke-20, tetapi dalam bentuk yang sekarang, baru dimulai pada dekade 1960-an ketika Osamu Tezuka, pembuat komik yang juga bapak manga Jepang, tertarik pada animasi setelah terlibat sebagai konsultan untuk film animasi buatan Toei “Alakazam the Great” (1960) yang berdasarkan komiknya.

Sebelum dekade 1960-an, gaya film-film animasi Jepang masih dipengaruhi oleh animasi Barat terutama animasi produksi Walt Disney. Menurut O’Connell, Tezuka membawa gaya baru dalam pembuatan anime terutama pada desain karakter dan juga penggunaan ekspresi emosi yang kaya. Desain karakter Osamu Tezuka yang menyederhanakan karakter wajah, pembuatan mata yang besar dan penggunaan ekspresi emosi pada karakter anime dan manga itulah membawa pengaruh dahsyat pada industri anime Jepang setelah Perang Dunia II.

Karya Osamu Tezuko yang fenomenal tentu saja adalah “Astro Boy”. Anime “Astro Boy” (1966) itu diangkat dari komiknya bertajuk sama yang dibuat pada dekade 1950-an. Gaya anime yang berdasarkan teknik ciptaan Osamu Tezuko makin berkembang setelah genre anime tidak lagi terbatas untuk konsumen anak-anak, tapi juga melebar ke berbagai genre seperti yang dikenal sekarang antara lain genre fiksi ilmiah, drama percintaan, horor dan aksi laga yang lebih banyak ditujukan pada konsumen usia remaja dan dewasa.

Lompatan terbesar yang dibuat di dunia anime ketika serial anime di televisi berjenis fiksi ilmiah meledak di pasaran. Hal ini terjadi berkat serial animasi “Uchu Senkan Yamato ” (di Amerika dikenal sebagai “Space Battleship Yamato”) karya Leiji Matsumoto mampu menangkap imanjinasi penontonnya. Leiji Matsumoto yang dianggap sebagai bapak anime fiksi ilmiah juga menginspirasi banyak anime bergenre fiksi ilmiah populer antara lain “Uchu Kaizoku Captain Harlock” dan “Galaxy Express 999″ (1999).

Selain itu subgenre fiksi ilmiah yaitu anime mecha (robot) yang menampilkan robot-robot raksasa yang dipiloti manusia yang sebenarnya sudah ada sejak Shotaro Kaneda menciptakan “Tetsujin 28″ pada 1966 yang kemudian disusul dengan serial populer “Voltus V”. Namun pada tahun 1979 subgenre tersebut mendapat darah baru setelah mengalami interpretasi baru dengan pembuatan serial anime bertajuk “Mobile Suit: Gundam” yang disusul dengan berbagai “spin off” (keturunan) seperti “Gundam X”, “Gundam Seed”, “Gundam Destiny” dan banyak lain.

Begitu pula dengan genre-genre lainnya yang juga populer seperti genre drama percintaan “Hana Yori Dango”, genre horor ” Angel of Darkness” dan sebagainya. Bicara tentang anime, juga tidak bisa dilepaskan dari manga. Di Jepang, pengertian anime sendiri tidak hanya mengacu pada animasi, namun juga mengacu pada manga. Terlebih lagi sebagian besar anime Jepang sering diangkat dari manga (komik Jepang), walau anime juga diangkat dari novel, game atau cerita rakyat Jepang. Selain itu, juga ada anime populer yang kemudian dibuatkan manga seperti serial “Gundam”.

Manga dalam bentuk modern telah dimulai sejak Perang Dunia dan juga memiliki akar sejarah yang sangat tua sejak awal kesenian Jepang, namun memiliki momentum sangat berarti setelah Osamu Tezuka menciptakan karya manga fenomenal “Astro Boy” pada tahun 1951. Ga heran jika dalam perkembangannya teknik pembuatan manga sangat terpengaruh oleh gaya Osamu Tezuka karena juga memiliki karakteristik sama dengan anime seperti desain karakter wajah dan mata yang bulat besar.

Selain itu, teknik Tezuka dalam membuat manga dengan pendekatan sinematografi mampu menyajikan kisah yang menggugah emosi pembacanya dibandingkan dengan komik Barat yang cenderung datar dari sisi emosi. Dalam proses tersebut, Tezuka telah mengajari dan menginspirasi para artis pembuat manga bagaimana memvisualisasikan dan membuat komposisi sebuah kisah manga yang dinamis dan selalu bergerak. Proses itu juga terlihat dalam pembuatan anime yang berdasarkan gambar-gambar yang dibuat tangan, walau kini dalam perkembangannya banyak menggunakan teknologi grafis komputer.

Juga tidak boleh dilupakan jasa artis wanita Machiko Hasegawa yang menciptakan manga “Sazae-san” sejak tahun 1946. Kisah manga karya Machiko Hasegawa yang memfokuskan pada kehidupan wanita inilah menginspirasikan manga genre shojo (drama percintaan) untuk segmen pembaca gadis remaja. Tidak heran jika genre manga shojo untuk remaja wanita hingga kini pun sangat terlihat pengaruh gaya Machiko Hasegawa seperti desain karakter wajah baik pria maupun wanita yang begitu lembut dan cantik, bentuk mata yang sayu dan bulu mata yang panjang.

Nah, seperti yang telah dikatakan di atas bahwa anime dan manga kini sangat populer di Indonesia sehingga mengalahkan komik dan animasi dari belahan dunia barat yang sempat berjaya seperti Tintin atau Superman dan Batman. Anda bisa melihat bagaimana banyaknya manga yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia di toko-toko buku Indonesia seperti manga “Kungfu Boy”, “Detecive Conan” dan sebagainya.

Begitupula penggemar manga juga ingin menyaksikan adaptasi manga dalam bentuk anime. Popularitas tersebut mau tidak mau pun membawa perubahan di Indonesia seperti munculnya komunitas penggemar manga dan anime. Selain itu, juga terlihat bagaimana penggemar anime dan manga di Indonesia mengekspresikan diri dalam “cosplay” yaitu berdandan dengan kostum yang berdasarkan karakter-karakter anime dan manga kesayangan mereka. jadi itulah asal usul yang dapat saya sampaikan dalam blog ini, bila ada salah kata yang kurang berkenan mohon untuk di maafkan, semoga bermanfaat, di blog selanjutnya saya akan membahas tentang Otaku.... jadi jangan sampe kelewatan yah ^_^